PUISI-PUISI KITA
RISNO MARSA
BIDADARI-BIDADARI DARI SAJUBU
BIDADARI-BIDADARI DARI SAJUBU
BIDADARI-BIDADARI DARI SAJUBU
Terhenyak jiwa ditengah pekatnya malam
Ketika tengadah kepala sudah mulai gelisah
Rasa sumringah mulai melemah
Tepat denting jam menadnakan tengah malam
Dan benar-benar ditengah malam
Kami , ya kami sebut kami
karena orang-orang yang penuh harap
Terpana , diiringi dinginya malam
Bidadari-bidadari dari Sajubu datang
Mengetuk, menoreh, mewarnai,
Hati kami yang sedang kosong
Ini gila…dan sepertinya benar-benar gila
Bidadari-bidadari itu ternyata
Memiliki hati yang luar biasa berani
Memiliki semangat yang sungguh kuat
Memiliki kepedulian yang sangat lumayan
Bidadari-Bidadari dari Sajubu
Kami menangis haru mengenangmu
Kami malu jika tak mengikuti langkahmu
Kami…..semuanya….yang sudah mengenalmu
Selalu berharap agar masih ada kesempatan
Bersamamu dilain waktu
Bidadari-Bidadari dari Sajubu
Perpustakaan Anugrah Dwimulyo, 28 Desember 2015
KETUKAN HATI JIKA JAMAN SUDAH TUA
TRISNO MARSA
Hanya sholat yang harus kuat,
ketika jaman sudah sekarat....
tapi hati hendak berkata hebat tentang hakikat
ternyata yang ada hanya harta dan harkat
terlupa sudah...
tersingkir sudah...
kenyamanan hati hanya ada pada dunia
ketenteraman jiwa hanya pada materi
lalu tujuan yang pasti itu apa
yang pasti terjadi itu apa
ternyata hanya mati
hanya mati
mengapa kita tak tahu apa yang harus kita siapkan
untuk hal dan tentang kepastian
mengapa kita sibuk dan melupakan
hingga sayah mendera-dera?
Hanya sholat yang harus kuat,
ketika jaman sudah sekarat....
tapi hati hendak berkata hebat tentang hakikat
ternyata yang ada hanya harta dan harkat
terlupa sudah...
tersingkir sudah...
kenyamanan hati hanya ada pada dunia
ketenteraman jiwa hanya pada materi
lalu tujuan yang pasti itu apa
yang pasti terjadi itu apa
ternyata hanya mati
hanya mati
mengapa kita tak tahu apa yang harus kita siapkan
untuk hal dan tentang kepastian
mengapa kita sibuk dan melupakan
hingga sayah mendera-dera?
AKU DIBERI BUKAN MEMINTA
Mestinya aku meraba
Andai tak ingin seperti ini
Mestinya aku merasa
Bahwa uluranya adalah jeratnya
Tapi ternyata tidak, kala itu
Hati dan situasi mendorongku pergi
Merapat yang mestinya tak Pernah kudapat
Ternyata . . . Kesempatan itu menyudutkanku
Kuterima . . . yang kukatakan rizqi itu
Kau dakwa itu sebagai janji hati
Andai tidak, maka jurang yang kita gali
sementara kita sama –sama tidak ada yang menang dan saling berseberang
smpn 01 penawartama, 02 April 2002
Andai tak ingin seperti ini
Mestinya aku merasa
Bahwa uluranya adalah jeratnya
Tapi ternyata tidak, kala itu
Hati dan situasi mendorongku pergi
Merapat yang mestinya tak Pernah kudapat
Ternyata . . . Kesempatan itu menyudutkanku
Kuterima . . . yang kukatakan rizqi itu
Kau dakwa itu sebagai janji hati
Andai tidak, maka jurang yang kita gali
sementara kita sama –sama tidak ada yang menang dan saling berseberang
smpn 01 penawartama, 02 April 2002
Post a Comment